Riwayat hidup
Saat Alexander berkuasa pada tahun
336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama
Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun
323 SM.
Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus
kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu
dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut.Aristoteles sangat menekankan
empirisme untuk menekankan pengetahuan.
Pemikiran
Filsafat
Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih
belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya
tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia
memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah
logika,
yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain
kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu
Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.
[butuh rujukan]
Di bidang
ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan
spesies-spesies biologi secara sistematis.
[butuh rujukan] Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.
[butuh rujukan]
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk
ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa
bentuk karena ia ada (eksis).
[butuh rujukan]
Pemikiran lainnya adalah tentang gerak di mana dikatakan semua benda
bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak
teleologis.
[butuh rujukan]
Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada
penggerak di mana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga
tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut
dengan
theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti
Tuhan.
Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir
deduktif (
deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir
induktif (
inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting
Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik
kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis)
- Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).
- Sokrates adalah manusia (premis minor)
- maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang
politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan
monarki.
[butuh rujukan]
Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia
dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, di mana kontribusinya
melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika,
Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang
prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal,
etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku
Poetike.
[2] Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.
[2] Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan.
[2] Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material.
[2] Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil
chatarsis disertai dengan estetika.
[2] Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar.
[3] Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif.
[3] Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut.
[3] Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.
[3].aristoteles
juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu
sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk
kronologi. Pada masa yang sama, menurut dia juga Sejarah adalah
peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau
bukti-bukti yang konkrit.
Pengaruh
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya.
Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan
sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian
ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada
asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya.
Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh
Santo Thomas Aquinas pada
abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh
Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh
Ibnu Rusyid (1126 – 1198).
[butuh rujukan]
Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai
sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga
dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "
the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh
Dante Alighieri.
Referensi
- ^ a b c (Inggris) Buckingham, Will; Douglas Burnham; Peter J. King; Clive Hill; Marcus Weeks; John Marenbon (2010). The Philosophy Book. DK Publishing. ISBN 978-0-7566-6861-7.
- ^ a b c d e f Mudji Sutrisno dan Christ Verhaak, Estetika Filsafat Keindahan (Yogyakarta: Kanisius, 1993.
- ^ a b c d Fuad Hasan, Pengantar Filsafat Barat, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996.
- Ferguson, Wallace K., and Geoffrey Bruun. A Survey of European Civilization (4th Ed), pg. 39. Houghton Mifflin Company / Boston, 1969, USA.
- Yenne, Bill. 100 Pria Pengukir Sejarah Dunia (hal 38-39). Alih bahasa: Didik Djunaedi. PT. Pustaka Delapratasa, 2002, Jakarta.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles#Riwayat_hidup