Teori
organisasi
Organisasi
dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang didalamnya terdapat
komponen-komponen manajemen tersetruktur. Pada prinsipnya organisasi membahas
keterkaitan faktor-faktor internal dan eksternal organisasi serta keefektifan
organisasi. Dalam hal ini aktivis organisasi hendaknya mengenal dan memahami
organisasinya sehingga pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai dengan
akurat.
Sudut
pandang mengenal dan memahami organisasi haruslah berangkat dari rumusan
kebijakan yang menegaskan tujuan dan fungsi organisasi tersebut.
Kebijakan
organisasi kemahasiswaan
Kebijakan
organisasi merupakan pedoman dalam menjalankan organisasi. Hug Helco mengatakan
bahwa[1] Kebijakan adalah cara
bertindak yang disengaja untuk menyelesaikan beberapa permasalahan. Lebih
sederhana lagi bahwa kebijakan adalah pedoman untuk bertindak baik dalam
pengertian luas atau sempit, umum atau terperinci.
Berikut beberapa kebijakan
mengenai organisasi kemahasiswaan :
- Keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 115/U/1998 tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi.[2] Pedoman tersebut mengatur organisasi kemahasiswaan secara umum.
- Pedoman Kemahasiswaan Universitas Wiralodra[3] mengatur organisasi kemahasiswaan di Universitas Wiralodra
- AD/ART Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Wiralodra[4] mengatur lebih terperinci mengenai organisasi kemahasiswaan di Universitas Wiralodra.
Kebijakan
tersebut dapat di gunakan dalam proses perencanaan tujuan organisasi, sehingga
dalam pelaksanaanya akan tersetruktur dan kecil kemungkinannya untuk sama
dengan organisasi lainnya. Diharapakan dengan memahami kebijakan organisasi
maka dapat menyelesaikan persoalan yang muncu. Selain itu kebijakan tersebut
dapat menegaskan kedudukan, tugas dan fungsi organisasi.
Keefektifan
organisasi
Keefektifan
organisasi menunjukan sejauh mana organisasi telah merealisasi sasaranya[5] maka perlu diperhatikan
bahwa efektifitas tersebut tidak hanya berorientasi pada hasil akhir, melainkan
input dan proses sebagai aktifitas keseluruhan manajemen.
Kegiatan
lain yang mengarah pada efektifitas organisasi adalah perencanaan yang
mejelaskan kerangka program organisasi dengan berbagai bentuk komunikasi,
keterlibatan, sasaran dan metode evaluasinya.
Diharapkan
organisasi dapat menjadi dinamisator dalam kehidupan kampus dengan duduk pada
posisinya masing-masing. MPM, BEM, UKM, HMJ memiliki peran yang berbeda, tentunya
dengan segala konsekuensi organisasi harus menjadi sebuah kebutuhan studi
mahasiswa yang memiliki orientasi yang berbeda-beda pula. Lebih penting lagi
bahwa mahasiswa adalah sumber daya penunjang kegiatan organisasi, penyumbang
dana organisasi sehingga pertanggungjawabannya tidak hanya pada lembaga yang
lebih tinggi tetapi pada publik (mahasiswa) juga dipandang perlu.
Simpulan
Ketika
menempatkan organisasi sebagai salah satu kebutuhan bagi warga kampus, maka hendaknya
organisasi harus inovatif, kreatif, dan mampu memenuhi kebutuhan warga kampus,
dengan memperhatikan kebijakan yang ada dan kondisi kekinian yang terus berkembang.
Daftar Bacaan :
Akhmad
Subekti, Jauhar Mohammad 2012. Pengantar
Manajemen Sumber Daya Manusia. Prestasi Pustaka Publisher
Budihardjo
Andreas 2011. Organisasi Menuju
Pencapaian Kinerja Optimum. Prasettya Mulya Publishing.
Rohman
Arif 2012. Kebijakan Pendidikan.
Aswaja Pressindo
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
Kepmendikbud
RI Nomor 155/U/1998
Kumpulan
Keputusan Senat Universitas Wiralodra
AD/ART
KBM Universitas Wiralodra
[1]
Arif Rohman 2012. “Kebijakan Pendidikan”. Aswaja Pressindo Hal 86
[2]
Kepmen Dikbud No. 115/U/1998
[3]
Kumpulan Keputusan Senat Universitas Wiralodra Indramayu tahun 2005.
[4]
AD/ART KBM UNWIR.
[5]
Andreas Budihardjo 2011. “ Organisasi Menuju Pencapaian Kinerja Optimum”.
Prasettya Mulya Publishing Hal 17.
Disampaikan
pada Upgrading BEM Unwir
di
Aula Nyi Endang Dharma Ayu tanggal 28 Desember 2012
0 komentar:
Posting Komentar
Boleh komen, boleh senyum..