This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 13 September 2017

John Dewey

John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk Mazhab Pragmatisme.[1][2] Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir dalam bidang pendidikan.[2]
Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun 1859.[1] Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan kemudian dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas.[1] Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel.[2] Dewey meninggal dunia pada tahun 1952.[2]
Menurut Dewey, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata dalam kehidupan.[1] Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisik belaka.[1] Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki serta mengolah pengalaman tersebut secara kritis.[1] Dengan demikian, filsafat dapat menyusun suatu sistem nilai atau norma.[1] Dewey juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, di dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing. [3]

Mengenai Learning by Doing

Di dalam bidang pendidikan, ia menganjurkan teori dan metode learning by doing (belajar sambil melakukan). [3] Dalam teori dan metodenya ini, ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak mempelajari itu. [3] Dalam melakukan apa yang hendak dipelajari itu, dengan sendirinya ia akan menguasai gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat, sehingga ia bisa menguasai hal yang dipelajari itu dengan sempurna. [3] Ia mengambil contoh tentang seorang yang akan belajar berenang. [3] Menurutnya, seorang itu tidak perlu diajari macam-macam teori tetapi cukup ia langsung disuruh masuk kolam renang dan mulai berenang, dengan cepat seorang itu akan menguasai kemampuan berenang. [3]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Harun Hadiwijono. 1983. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 133-135.
  2. ^ a b c d (Inggris)C.F. Delaney. 1999. "Dewey, John". In The Cambridge Dictionary of Philosophy. Robert Audi, ed. 229-231. London: Cambridge University Press.
  3. ^ a b c d e f (Indonesia)Sarlito Sarwono. 2002. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Hal. 87-90.
 sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/John_Dewey

Selasa, 12 September 2017

Aristoteles

Riwayat hidup

Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM.[1] Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia.[butuh rujukan] Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato.[2] Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun.[butuh rujukan] Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.[butuh rujukan]
Saat Alexander berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut.Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.

Pemikiran

Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.[butuh rujukan]
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis.[butuh rujukan] Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.[butuh rujukan]
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis).[butuh rujukan] Pemikiran lainnya adalah tentang gerak di mana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis.[butuh rujukan] Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak di mana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis)
  • Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).
  • Sokrates adalah manusia (premis minor)
  • maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.[butuh rujukan]
Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, di mana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike.[2] Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.[2] Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan.[2] Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material.[2] Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika.[2] Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar.[3] Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif.[3] Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut.[3] Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.[3].aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut dia juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.

Pengaruh

Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198).[butuh rujukan] Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri.

Referensi

  1. ^ a b c (Inggris) Buckingham, Will; Douglas Burnham; Peter J. King; Clive Hill; Marcus Weeks; John Marenbon (2010). The Philosophy Book. DK Publishing. ISBN 978-0-7566-6861-7.
  2. ^ a b c d e f Mudji Sutrisno dan Christ Verhaak, Estetika Filsafat Keindahan (Yogyakarta: Kanisius, 1993.
  3. ^ a b c d Fuad Hasan, Pengantar Filsafat Barat, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996.
  • Ferguson, Wallace K., and Geoffrey Bruun. A Survey of European Civilization (4th Ed), pg. 39. Houghton Mifflin Company / Boston, 1969, USA.
  • Yenne, Bill. 100 Pria Pengukir Sejarah Dunia (hal 38-39). Alih bahasa: Didik Djunaedi. PT. Pustaka Delapratasa, 2002, Jakarta.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles#Riwayat_hidup

Ki Hadjar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EBI: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EBI: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun;[1] selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998.[2]
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Sukarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).[3]

  1. ^ Ini adalah versi Perguruan Tamansiswa dan Kepustakaan Presiden Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, tokohindonesia.com menyebutkan 28 April 1959 sebagai tanggal wafat.
  2. ^ Uang Kertas Bank Indonesia Pecahan: Rp. 20.000,-, Bank Indonesia, diakses tanggal 26 April 2011.
  3. ^ "DAFTAR NAMA PAHLAWAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA"
 

MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN



MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

BAB I
Pendahuluan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, peranan tenaga pendidik dan kependidikan menjadi sentral, dan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Memandang pendidikan sebagai suatu sistem, maka tenaga pendidik dan kependidikan merupakan sub sistem yang tidak dapat dipisahkan, keberadaannya dapat terintegrasi melalui manajemen.

Manajemen yang akan kita telaah adalah manajemen pendidikan yang kemudian diarahkan kepada penjelasan hakikat manajemen yang di spesifikasikan pada bidang pendidikan. Untuk memahami konsep manajemen tenaga pendidik dan kependidikan, kita terlebih dahulu harus mengerti arti manajemen dan tenaga pendidik dan kependidikan.

Bidang garapan manajemen tanaga pendidik dan kependidikan meliputi proses administrasi sekolah, seperti dikatakan M. Ngalim Purwanto dalam buku Administrasi dan Supervisi Pendidikan “administrasi pendidikan mencakup bidang-bidang garapan yang sangat luas. Tercakup didalamnya administrasi personel, administrasi kurikulum, kepemimpinan, kepengawasan atau supervise pendidikan, dsb” (M. Ngalim Purwanto 1987 : 10)

Pokok bahasan
Pengertian manajemem, tenaga pendidik dan kependidikan
Ruang lingkup tenaga pendidik dan kependidikan
Kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan


BAB II
Pengertian
Definisi Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Pendapat lain mengatakan bahwa manajemen adalah segenap perbuatan menggerakan sekelompok orang dan mengerahkan fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Rugayah dan Atiek Sismiati 2011 : 28)

Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa manajemen adalah alat Kontrol dalam pelaksanaan program-program organisasi yang di laksanakan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk memenuhi tujuan organisasi.

Definisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga Pendidik.
Tenaga pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. (UU RI no 20 Tahun2003, Pasal 39 ayat 2)

Sumber lain mengatakan bahwa tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi guru, dosen, konselor, pamong belajar,widya iswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.  (Rugayah dan Atiek Sismiati 2011 : 79)

Lebih spesifik lagi bahwa pengertian guru adalah tenaga professional yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan, menganalisis, dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. (Syarifuddin Nurdin dan M Basyiruddin Usman 2002 : 8)

Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang berusaha mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU RI no 20 Tahun2003, BAB I Pasal 1)

Dr. Rugayah dalam bukunya Profesi Kependidikan, mengartikan tenaga pendidik sama dengan tenaga admistrasi sekolah artinya sumberdaya manusia di sekolah yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi keberadaannya sangat mendukung keberhasilan dalam kegiatan sekolah.

Dari dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas mengelola sumber daya manusia untuk kepentingan pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Ruang lingkup
Ruang lingkup aktifitas manajemen tenaga pendidik dan kependidikan meliputi :
Rekrutmen atau penerimaan tenaga pendidik maupun kependidikan harus mencakup : seleksi, orientasi, dan penempatan.

Pembinaan
Pemberhentian kerja
Aktifitas tersebut sering kita istilahkan sebagai manajemen sumber daya manusia. Akhmad Subekti dan Mohammad Jauhar dalam bukunya pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia mengatakan bahwa perencanaan SDM adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi usaha yang akan datang dan permintaan lingkungan pada organisasi dan untuk memenuhi kebutuhan SDM yang diciptakan oleh keadaan.

Berikut akan kita urai ruang lingkup aktifitas manajemen :
Rekrutmen : untuk mendapatkan tenaga pendidik atau kependidikan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan sekolah maka hendaknya lembaga melakukan perekrutan yang diawali dengan seleksi kemudian orien tasi sebagai wahana latihan dan percobaan dan terakhir adalah penempatan. Dr. Rugaiyah mengartikan seleksi adalah kegiatan memilih calon-calon tenaga yang dilaksanakan melalui seleksi administratif tes tertulis, tes psikologis, wawasan dan tes kesehatan.
Pembinaan : pembinaan dilakukan dalam upaya mengelola dan mengendalikan pegawai selama melaksanakan kerja di lembaga/sekolah (Rugayah dan Atiek Sismiati 2011 : 80)
Pembinaan ini meliputi : pendidikan dan pelatihan, kompensasi/penggajian, pemberian kesejahteraan, kenaikan pangkat, penilaian, dll. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, tenaga, waktu dalam kerangka membangun kualitas kerja pegawai.

Pemberhentian kerja : pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seorang karyawan dengan suatu organisasibperusahaan (Rugaiyah 2011 : 96) hal ini dapat diartikan bahwa untuk menuju efektifitas kerja maka perusahaan atau lembaga harus memperbaharui personel yang sudah tidak memenuhi standar kualitas kerja perusahaa.

Kualifikasi
Kualifikasi ini bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan lembaga yang mengutamakan kualitas. Kulifikasi tenaga pendidik berdasarkan UUSPN nomor 20 tahun 2003 BAB XI pasal 42 yaitu Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi tersebut adalah guru harus memiliki kualifikasi akademik minimum diploma 4 atau sarjana (S1) yang disesuaikan dengan jenjang tugas mengajar.

BAB III

PENUTUP
Simpulan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah kegiatan pengelolaan guru dan staf agar dapat melaksanakan tugas-tugas fungsinya secara efektif. Pengelolaan tersebut setidaknya harus memenuhi kebutuhan minimal organisai, maka organisasi/lembaga harus memiliki visi, sehingga pada saat menentukan kriteria kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan akan tepat sasaran.
Tenaga pendidik dan Kependidikan menjadi sangat penting adanya dalam penyelenggaraan pendidikan, maka pengelolaan sumber daya manusia (Tenaga pendidik dan Kependidikan) harus berjalan dinamis untuk mencapai tujuan pendidikan yang sempurna.


DAFTAR BACAAN
Ahmad Subekhi, Jauhar mohammad. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Jakarta : Prestasi Pustakaraya. 2012

Mudyahardjo Redja. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2001

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya. 1987

Rugaiyah, sismiati atiek. Profesi Kependidikan. Bandung : Ghalia Indonesia. 2011.

Syarifuddin Nurdin, Usman Basyiruddin. Guru Profesional Implementasi dan Kurikulum. Jakarta : Ciputat Press. 2003

Yahya Murip. Hand Out  Filsafat Manajemen Pendidikan. 2011

disampaikan pada presentasi tugas matakuliah "Dasar-dasar  Manajemen"
Dosen : Dr. Nuraedi N., M. Pd. Drs. Pendi Susanto, M.Pd.
Prodi Manajemen Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Wiralodra 2012